Kamis, 28 Maret 2013

Makalah yaumul hisap



Kata pengantar:
Segala puji kepada Allah swt yang telah menolong hambanya dalam menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Allah swt mungkin penyusus tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Dan tak lupa pula marilah kita mengirim salam kepada kekasih Allah swt, yang telah membawa kita dari lembah kebodohan/kejahilan menuju ke lembah  yang berilmu pengetahuan/ insan kamil.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang ”yaumul masyar” yang akan kami sajikan dari berbagai narasumber melalui website. Makalah ini disusun dengan berbagai rintangan dan cobaan. Baik yang datang dari dalam diri penyusun maupun dari yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah swt akhirnya makalah ini dapat kami selesaikan.
Makalah ini memuat tentang ”YAUMUL MASYAR DAN YAUMUL HISAB”, yang berguna kepada kita sebagi orang islam yang akan merasakan kejadian yang maha dasyat ini. Mungkin dalam  makalah ini kurang sempurna seperti yang kita harapkan, mohon kiranya dimaklumi dan diberikan saran agar untuk makalah kedepan mendapatkan hasil yang lebih baik  lagi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun dalam makalah ini kurang sempurna. Penyusun mohon saran dan kritikan. Terimakasih.


YAUMUL HISAB
Hari kiamat adalah hari akhir kehidupan seluruh manusia dan makhluk hidup di dunia yang harus kita percayai kebenaran adanya yang menjadi jembatan untuk menuju ke kehidupan selanjutnya di akhirat yang kekal dan abadi. Iman kepada hari kiamat adalah rukum iman yang ke-lima. Hari kiamat diawali dengan tiupan terompet sangkakala oleh malaikat isrofil untuk menghancurkan bumi beserta seluruh isinya.
Hari kiamat tidak dapat diprediksi kapan akan datangnya karena merupakan rahasia Allah SWT yang tidak diketahui siapa pun. Namun dengan demikian kita masih bisa mengetahui kapan datangnya hari kiamat dengan melihat tanda-tanda yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW. Orang yang beriman kepada Allah SWT dan banyak berbuat kebaikan akan menerima imbalan surga yang penuh kenikmatan, sedangkan bagi orang-orang kafir dan penjahat akan masuk neraka yang sangat pedih untuk disiksa.
Dengan percaya dan beriman kepada hari kiamat kita akan didorong untuk selalu berbuat kebajikan, menghindari perbuatan dosa, tidak mudah putus asa, tidak sombong, tidak takabur dan lain sebagainya karena segala amal perbuatan kita dicatat oleh malaikat yang akan digunakan sebagai bahan referensi apakah kita akan masuk surga atau neraka.
Yaumul hisab artinya hari perhitungan amal baik dan buruknya manusia. Setelah berada di mahsyar selanjutnya mereka akan dihisab satu persatu. Hisab ialah perhitungan semua amalan manusia, baik amalan yang baik maupun amalan yang buruk yang telah dilakukan di dunia. Sebelum dihisab mereka akan diberitahu tentang amal perbuatan yang telah mereka kerjakan meskipun mereka telah lupa apa yang mereka kerjakan. Mizan atau neraca, amal manusia didunia telah telah dicatat oleh malaikat raqib dan atid, tanpa ada kekeliruan sedikitpun. Manusia akan menerima buku catatan amal yang telah dilakukan ketika didunia. Amal-amal tersebut kemudian ditimbang diatas neraca. Timbangan amal inilah yang disebut mizan. Barang siapa yang berat amal kebaikannya akan dimasukkan ke syurga dan yang ringan timbangannya kebaikannya akan dimasukkan ke dalam neraka. Apabila buku catatan itu berat amal kebaikanya akan diterima dari sebelah kanan, sebaliknya apabila bila buku itu berat amal kejahatannya  akan diterima dari sebelah kiri. Sesuai dengan firman allah swr dalam alquran surat Al-isra ayat 71, yang aritnya yaitu:
“Ingatlah suatu hari yang saat itu akan dipanggil tiap umat dengan pemimpinnya, dan barang siapa yang yang diberikakan kitab amalannya ditangan kanannya maka mereka tidak dianiaya sedikitpun .”
Dan dilam surat Al-insyiqaq ayat 7 s/d 12 yang artinya :
“Maka adapun orang yang diberi kitabnya dari arah kanan nya, akan diperhitungkan amal perbuatannya dengan mudah, dan kembali kepada ahlinya riang gembira. Adapun orang yang diberikan kitab amalannya dari arah  kirinya dia akan mengalami kesengsaraan, dan dimasukkan kedalam neraka syair.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin
Seperti yang disebutkan penulis (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah):
وَيُحَاسِبُ اللَّهُ الْخَلَائِقَ
“Allah Azza wajalla akan menghisab para makhluk”
Hisab adalah ditampakkannya amalan-amalan hamba kepada-Nya pada hari kiamat. Dan sungguh al Quran dan as Sunnah, ijma’, dan akal telah menunjukkan hal ini.
Adapun dalam al Quran, Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا
"Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah," (al Insyiqaaq: 7-8)
وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ وَرَاءَ ظَهْرِهِ فَسَوْفَ يَدْعُو ثُبُورًا وَيَصْلَى سَعِيرًا
"Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak: "Celakalah aku". Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)." (al Insyiqaaq: 10-12)
Adapun dalam as Sunnah maka telah tsabit dari nabi Shallallahu’alaihi wasallam bahwasanya Allah Subhanahu wata’ala akan menghisab para makhluk. Adapun ijma’ maka sesungguhnya telah sepakat di antara semua umat, bahwasanya Allah Subhanahu wata’ala akan menghisab para makhluk. Adapun dalam akal maka sangat jelas karena sesungguhnya kita telah diberi beban syari’at, apakah berupa amalan yang harus dikerjakan ataupun yang harus ditinggalkan atau yang harus dipercayai. Maka akal dan hikmah itu menetapkan bahwa seseorang yang diberi beban syari’at, maka sesungguhnya dia akan dihisab dan dimintai pertanggung jawaban.
Perkataan penulis: kholaiq, adalah jamak dari makluk, mencakup setiap makhluk. Akan tetapi dikecualikan dari makhluk tersebut orang yang masuk surga tanpa hisab tanpa adzab, sebagaimana hal ini tsabit dalam as shahihain: Bahwasanya nabi Shallallahu’alaihi wasallam melihat umatnya dan bersama mereka ada 70.000 orang yang masuk surga tanpa hisab tanpa adzab. Mereka adalah orang yang tidak pernah minta diruqyah, tidak pernah berobat dengan kai (besi yang dipanaskan hingga membara), tidak pernah bertathayyur (beranggapan sial dengan sesuatu yang dilihat atau didengar) dan hanya kepada Rabbnya mereka bertawakkal [1].
Dan Imam Ahmad Rahimahullah meriwayatkan dengan sanad yang bagus bahwasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Bahwasanya bersama setiap orang tersebut ada 70.000 orang yang lainnya" [2]
Maka 70.000 dikali 70.000 ditambah 70.000. Mereka itu jumlahnya 70.000 dikali 70.000 ditambah 70.000. Mereka semua yang masuk surga tanpa hisab tanpa adzab.
[Dinukil dari kitab Syarah Aqidah Al Wasithiyah bab al iman bil yaumil akhir, Penulis Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Edisi Indonesia Ada Apa Setelah Kematian? Menelusuri Kejadian-Kejadian Setelah Hari Kiamat, Penerjemah Abu Hafsh 'Umar Sarlam Al Atsary, Penerbit Pustaka Al Manshurah Poso, hal. 108-111]







DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar